PENDEKATAN HUMANISTIK
Psikologi humanistik atau disebut juga dengan nama psikologi kemanusiaan adalah suatu pendekatan yang multifaset terhadap pengalaman dan tingkah laku manusia, yang memusatkan perhatian pada keunikan dan aktualisasi diri manusia. Bagi sejumlah ahli psikologi humanistik ia adalah alternatif, sedangkan bagi sejumlah ahli psikologi humanistik yang lainnya merupakan pelengkap bagi penekanan tradisional behaviorisme dan psikoanalis.
Psikologi humanistik juga memberikan sumbangannya bagi pendidikan alternatif yang dikenal dengan sebutan pendidikan humanistik (humanistic education). Pendidikan humanistik berusaha mengembangkan individu secara keseluruhan melalui pembelajaran nyata. Pengembangan aspek emosional, sosial, mental, dan keterampilan dalam berkarier menjadi fokus dalam model pendidikan humanistic.
Aliran Psikologi Humanistik selalu mendorong peningkatan kualitas diri manusia melalui penghargaannya terhadap potensi-potensi positif yang ada pada setiap insan. Seiring dengan perubahan dan tuntutan zaman, proses pendidikan pun senantiasa berubah.
ASUMSI DASAR HUMANISTIK
- Gangguan jiwa disebabkan karena individu yang bersangkutan tidak dapat mengembangkan potensinya. Dengan perkataan lain, pengalamannya tertekan (Sudrajat, 2008)
- Manusia pada dasarnya baik.
- Manusia memiliki free will
- Setiap manusia itu unik dan memiliki dorongan dasar untuk mencapai aktualisasi diri
TUJUAN PENDEKATAN HUMANISTIK
- Mengoptimalkan kesadaran individu akan keberadaannya dan menerima keadaannya menurut apa adanya. Saya adalah saya.
- Memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi cara berfikir, keyakinan serta pandangan-pandangan individu, yang unik, yang tidak atau kurang sesuai dengan dirinya agar individu dapat mengembangkan diri dan meningkatkan self actualization seoptimal mungkin.
- Menghilangkan hambatan-hambatan yang dirasakan dan dihayati oleh individu dalam proses aktualisasi dirinya.
- Membantu individu dalam menemukan pilihan-pilihan bebas yang mungkin dapat dijangkau menurut kondisi dirinya (Willis dalam Sudrajat, 2008).
- Memahami dunia klien dan membantu klien untuk berfikir dan mengambil keputusan atas pilihannya yang sesuai dengan keadaan sekarang.
- Mengembangkan kesadaran, keinsafan tentang keberadaannya sekarang agar klien memahami dirinya bahwa manusia memiliki keputusan diri sendiri.
- Konselor sebagai fasilitator memberi dorongan dan motivasi agar klien mampu memahami dirinya dan bertanggung jawab menghadapi reality.
- Membentuk kesempatan seluas luasnya kepada klien bahwa putusan akhir pilihannya terletak ditangan klien.
DESKRIPSI PROSES DALAM KONSELING
- Adanya hubungan yang akrab antara konselor dan konseli.
- Adanya kebebasan secara penuh bagi individu untuk mengemukakan problem dan apa yang diinginkannya.
- Konselor berusaha sebaik mungkin menerima sikap dan keluhan serta perilaku individu dengan tanpa memberikan sanggahan.
- Unsur menghargai dan menghormati keadaan diri individu dan keyakinan akan kemampuan individu merupakan kunci atau dasar yang paling menentukan dalam hubungan konseling.
- Pengenalan tentang keadaan individu sebelumnya beserta lingkungannya sangat diperlukan oleh konselor (Corey, 2010).
KRITERIA EKSISTENSIAL HUMANISTIK
- Eksistensialisme merupakan pendekatan yang memusatkan perhatiannya tentang individu yang keberadaannya diakui oleh dunia;
- Adanya dalil-dalil yang melandasi, pertama, setiap manusia adalah makhluk yang unik dalam mereaksikan dirinya tentang keberadaannya. kedua, manusia memiliki fungsi masing-masing berdasarkan unsur pribadi yang membentuk. ketiga, dalam sistem persepsinya menggunakan alat penginderaan stimulusrespon;
- Melengkapi segala unsur psikologis yang ada pada diri tiap individu;
- Sasarannya tentang bagaimana individu memahami perasaan, dan pengalamannya sebagai hasil keberadaan eksistensialnya; serta
- Memiliki khas tentang tanggung jawab manusia, nilai-nilai yang dianut, makna terhadap hidup, kecemasan, keputusan, dan kematian.
Terdapat tiga langkah yang dilakukan dalam konseling
eksistensial Corey (2013):
TERDAPAT 3 LANGKAH YANG DILAKUKAN DALAM KONSELING EXSISTENSIAL COREY (2013)
- Tahap pendahuluan, konseli mengklarifikasi asumsinya terhadap dunia dan pengalamannya yang dibantu oleh konselor. Konseli dituntun dalam mendefinisikan dan menanyakan tentang cara mereka memandang dan menjadikan eksistensi mereka bisa diterima;
- Tahap pertengahan, konseli memaparkan lebih lanjut tentang nilai yang mereka anut dalam berperilaku dan menjalani hidup mereka; dan
- Tahap pengakhiran, konseling berfokus pada menolong konseli untuk bisa melaksanakan apa yang telah mereka pelajari tentang diri mereka sendiri.
Proses ini yang akan membuat remaja dapat menyadari baik dan
buruknya suatu perilaku dan selanjutnya membentuk konsep diri yang positif,
yang sesuai dengan aturan/ norma-norma yang ada dan pada akhirnya mampu
menghargai dirinya.
Menurut saya Pendekatan Humanistik ini dapat membuat klien nyaman dan percaya terhadap konselor karena dalam pendekatan ini lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia / individu. Psikolog humanistik mencoba untuk melihat kehidupan manusia sebagaimana manusia melihat kehidupan mereka. Mereka berfokus pada kemampuan manusia untuk berfikir secara sadar dan rasional untuk dalam mengendalikan hasrat biologisnya, serta dalam meraih potensi maksimal mereka. Dengan pendekatan ini klien dapat merasa nyaman dan percaya terhadap koselor karena dijelaskan pada proses konseling dimana konseling membina hubungan akrab dengan klien sehingga membuat klien memliki kebebasan secara penuh dalam mengugkapkan masalahnya dan juga konselor berusaha menerima perilaku sikap dan keluhan klien tanpa sanggahan.
Daftar
Pustaka :
·
Amanah, Nihlatul. 2015. Pendekatan Teori
Humanistik. Dikutip dari
https://nihlatul96.wordpress.com/2016/06/23/pendekatan-teori-humanistik/ (di
akses 27 Maret 2020).
·
Mutyyah, shiti. 2018. Pendekatan Konseling.
Dikutip dari https://id.scribd.com/document/375849242/Pendekatan-KonselingMultazam-Azhari-1116500074
(di akses 27 Maret 2020).
·
Ratna, Hesti Wahyuning. 2016. Psikoterapi
Pendekatan Humanistik. Dikutip dati
https://hestiwahyuningratna.wordpress.com/2016/06/18/psikoterapipendekatan-humanistik/
(di akses 27 Maret 2020).
0 Comments