Holaa temen-temen aku akan sedikit membahas mengenai Tipe Konseling dan Psikoterapi. Tema kali ini kita akan mengetahui apa saja tipe atau jenis pada konseling dan psikoterapi. langsung aja yuk simak penjelasan dibawah ini.
A.
Tipe
Tipe Konseling
Pada pembahasan kali
ini kita membahas mengenai tipe-tipe konseling dari segi waktu penangannya,
yaitu proses pemecahan masalah individu, dimana mungkin di perlukan waktu
segera atau relatif panjang. Pietrofesa dalam Andi Mapiarre (1992:24)
mengemukakan berdasarkan segi waktunya tipe-tipe konseling terbagi menjadi 4
tipe konseling krisis, fasilitatif, prefentif, atau developmental.
1.
Konseling Krisis
Untuk
yang pertama kita berbicara tentang Krisis dapat diartikan sebagai suatu keadaan
disorganisasi dimana konseli menghadapi frustasi dalam mencapai tujuan penting
hidupnya atau mengalami gangguan dalam perjalanan hidup dan hal itu di
tanggapinya dengan stress. Situasi demikian itu sering memerlukan respon khusus
dari konselor guna membantu konseli yang tidak berdaya.
Menurut Belkin (1975)”Jika suatu krisis mencapai
taraf yang melumpuhkan individu atau menghambat mengontrol diri individu maka
keadaan itu merupakan krisis yang butuh bantuan penyembuhan”.
Nah
contoh dari situasi krisis dapat bersangkutan dengan masalah percobaan bunuh
diri, kehamilan diluar nikah, ditolak cinta, kematian orang yang dicintai,
perceraian, pemutusan jabatan, manjadi anggota baru keluargam terlibat hukum,
pindah agama, kecanduan, dan masalah keuangan.
Berdasarkan
sifat situasi krisis konselor perlu menerima situasi dan menciptakan
keseimbangan pribadi dan penguasaan diri. Sikap tersebut memungkinkan dapat
meredakan kecemasan konseli serta menunjukan tanggung jawabnya terhadap
konseli, yang menunjukan bahwa konseli masih memiliki harapan, setelah
menghadapi situasi konseli sementara tersebut konselor dapat melakukan bantuan
konseli dalam kancah developmental. Aktifias konselor dalam mengatasi masalah
krisis adalah dengan memberikan intervensi langsung atau campur tangan,
dukungan kadar tinggi, dan konseling
individual atau referral ke klinik atau lembaga yang layak.
2. Konseling
Fasilitatif
Selanjutnya konseling fasilitatif, menurut segi
tinjauannya yaitu proses membantu konseli memperjelas masalahnya, selanjutnya
bantuan dalam pemahaman dan peneriman diri, penemuan rencana tindakan dalam
mengatasi masalah, dan akhirnya akhirnya konseli dapat bertanggung jawab dengan
masalahnya sendiri.
Konseling tipe fasilitatif di istilahkan sebagai
konseling remedial atau adjustive, seakan
seorang di sembuhkan akibat mempunyai tingkah laku yang tidak tidak
dikehendaki. Konseling remedial diartikan sebagai usaha membantu individu agar
maju dari tahap kurang sempurna menjadi sempurna. Dengan konseling fasilitatif
manusia dapat bertumbuh dari satu tahap ke tahap lainnya.
Masalah masalah yang ditangani dalam konseling
fasilitatif meliputi masalah memilih jurusan, perencanaan karir, pegaulan,
serta minat dan bakat. Bentuk aktifitas konseling yang mungkin dilakukan
konselor adalah konseling individual dengan tekhnik pemantulan penyataan
perasaan, penginformasian, penginterprestasian, pemanduan, konfrontasi
informasi dan pengarahan.
3. Konseling
Preventif
Konseling preventif berbeda dari tiga tipe lainnya,
tipe ini bersifat programatis sebagaimana program pada konsern khusus.
Konseling demikian misalnya meliputi program pendidikan seks di sekolah dasar
dengan niat mencegah kecemasan pada masa yang akan datang tentang seksualitas
dan hubungan dua jenis kelamin.
Dalam konseling preventif, konselor dapat menyajikan
informasi kepada suatu individu atau kelompok dengan memberikan progam yang
sesuai dengan dirinya. Aktifitas yang mungkin dilakuakan adalah pemberian
informasi, membuat program yang relevan, dan konseling individual berdasarkan
isi dan proses program.
4. Konseling
Developmental
Konseling developmental merupakan suatu proses
berkelanjutan yang dijalankan dalam seluruh jangka kehidupan individu. Tipe
konseling ini fokus pada membantu konseli mencapai pertumbuhan pribadi yang
positif dalam berbagai tahap kehidupan mereka. Konselor harus mampu membantu individu
pada semua tingkatan usia dan benar-bear mendukung konsep mengenai konseling
anak sebagai hal yang esensial dalam proses perkembangan.
Konseli dapat mencapai pemahaman diri, peningkatan
keterampilan membuat keputusan, dan mengubah tingkah laku ke positif melalui
konseling developmental.
Konseling developmental adalah bagian integral dari
perkembangan karir seseorang dan pembentukan kemampuan membuat keputusan,
merupakan konseling yang berlangsung sepanjang jangka kehidupan yang menangani
anak muda dan orang lanjut usia.
Permasalahan yang senantiasa terus berlangsung
adalah mengenai pengembangan dan pembentukan citra diri yang positif, penemuan
gaya hidup layak yang dijalankan dalam bekerja dan pemanfaatan waktu luang,
mempelajari dan menggunakan keterampilan membuat keputusan, penegasan nilai
nilai yang dianut seseorang, pemahaman dan penerimaan perubahan dan
pengembangan pemahaman tentang proses kehidupan dari lahir sampai akhir hayat.
Pada konseling developmental, sebagaimana pada tipe
lainnya seorang konselor dapat efektif membantu seseorang melalui konseling
individual. Pada konseling developmental, konselor dapat bekerja dama dengan
orang lain yang berarti sama sama melibat bergantian dalam konseling. Aktifitas
konselor yang dapat dilakukan dalam kancah ini adalah membantu individu
memperoleh ketegasan nilai-nilai anutannya, mereview pembuatan keputusan, dan
konseling individual yang berkenaan dengan pengembangan pribadi dan kerjasama
sama dengan orang lain yang bermaksud penempatan dalam lingkungan.
BB. JENIS PSIKOTERAPI
Beberapa jenis psikoterapi
yang cukup sering dilakukan, antara lain:
1. Terapi perilaku
kognitif
Terapi perilaku kognitif bertujuan untuk mengevaluasi pola pikir, emosi, dan perilaku yang menjadi sumber masalah dalam kehidupan pasien. Setelah itu, dokter atau psikolog akan melatih pasien untuk merespon sumber masalah tersebut dengan cara yang positif.
Misalnya jika dulu pasien sering menggunakan
obat-obatan atau minuman beralkohol untuk mengatasi stres, maka dengan
psikoterapi ini, pasien akan dilatih untuk merespon stres dengan aktivitas yang
lebih positif, misalnya berolahraga atau meditasi.
Jenis psikoterapi ini akan menuntun pasien melihat
lebih dalam ke alam bawah sadarnya. Pasien akan diajak untuk menggali berbagai
kejadian atau masalah yang selama ini terpendam dan tidak disadari.
Dengan cara ini, pasien dapat memahami arti dari setiap kejadian yang dialaminya. Pemahaman baru inilah yang akan membantu pasien dalam mengambil keputusan dan menghadapi berbagai masalah.
3. Terapi interpersonal
Jenis psikoterapi ini akan menuntun pasien untuk mengevaluasi dan memahami bagaimana cara pasien menjalin hubungan dengan orang lain, misalnya keluarga, pasangan, sahabat, atau rekan kerja. Terapi ini akan membantu pasien menjadi lebih peka saat berinteraksi atau menyelesaikan konflik dengan orang lain.
4. Terapi keluarga
Terapi ini dilakukan dengan melibatkan anggota keluarga pasien, khususnya jika pasien memiliki masalah psikologis yang berhubungan dengan masalah keluarga. Tujuannya agar masalah yang dihadapi pasien dapat diatasi bersama dan memperbaiki hubungan yang sempat retak antara pasien dan keluarga.
5. Hipnoterapi
Hipnoterapi adalah teknik psikoterapi yang
memanfaatkan hipnosis untuk membantu pasien agar bisa mengendalikan perilaku, emosi,
atau pola pikirnya dengan lebih baik.
Metode psikoterapi ini cukup sering dilakukan untuk membuat pasien lebih rileks, mengurangi stres, meredakan nyeri, hingga membantu pasien berhenti melakukan kebiasaan buruknya, misalnya merokok atau makan berlebihan.
Untuk menangani masalah kejiwaan, psikoterapi sering
kali dikombinasikan penggunaan obat-obatan, misalnya obat antidepresan,
antipsikotik, obat pereda cemas, dan penstabil mood (mood stabilizer),
tergantung apa diagnosis penyakit atau masalah kejiwaan yang diderita pasien.
Selain itu, hasil dari psikoterapi pun akan berbeda
pada tiap individu. Jenis psikoterapi tertentu mungkin cocok untuk satu pasien,
namun belum tentu efekfif jika diterapkan pada pasien yang lain. Oleh sebab
itu, Anda dianjurkan berkonsultasi dengan psikolog untuk menentukan terapi yang
sesuai dengan kondisi Anda.
DAFTAR
PUSTAKA
Syamsu, Yusuf. 2015. Konseling Individual Konsep Dasar dan
Pendekatan.Bandung
Pietrofesa, J.J. et al. 1980. Guidance An Introduction.Chicago: Rand
McNally College Publishing Company.
Surya Muhammad. 2007. Psikologi Konseling. Bandung :
CV.Pustaka Bani Quraisy
AT, Andri Mappiare. 2006. Pengantar Konseling dan Psikoterapi.
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Soedarmadji dan Hartono. 2012. Psikologi Konseling. Jakarta : Kencana
Predana Media Group.
0 Comments